Total Tayangan Halaman

Senin, 06 Agustus 2018

Jalmo Limpat.

Anekdot
Karya : Drs. H Wasito, MM.


Dalam suatu seminar tentang kesetaraan gender, yang kebetulan pesertanya semua laki-laki, nyelethuk seorang peserta bertanya kepada nara sumber (NS) seperti ini, "Mohon maaf Bapak NS, kalau pertanyaan saya agak pribadi. Apakah Bapak NS juga takut sama isteri? Seperti yang Bapak katakan bahwa sekarang banyak suami yang takut kepada isteri."
NS tersenyum kecut. Kemudian beliau menjawab : "Untuk menjawab pertanyaan itu, saya punya cerita. Ceritanya begini : "Dulu, di negeri antah berantah, seminar seperti ini, harus beli tiket melalui loket. Disediakan 2 loket. Loket A untuk suami yang takut isteri sedang loket B untuk suami yang tidak takut isteri. Ternyata loket A berjubel, sedangkan di loket B hanya ada satu orang berperawakan kecil.
Sementara itu ada juga seorang berperawakan jangkung yang masih bengong tidak antri di loket manapun. Karena penasaran seorang dari loket A cabut antrian dan datang kepada si kecil. "Bapak koq berani sekali, bagaimana caranya menghilangkan rasa takut kepada isteri, sehingga Bapak antri di loket B ini." Si kecil menjawab : "Wow, Bapak salah paham. Saya antri disini karena mengikuti perintah isteri saya." Si penasaranpun hanya bisa nyengir. Kemudian didatanginya si jangkung dan bertanya : "Maaf Bapak koq tidak ikut antri di loket?, apa Bapak tidak akan ikut seminar?" Si jangkung menjawab : "Aku bingung akan antri di loket mana. Aku ini kan anggota istiklomah." "Lho, istiqomah to Pak!", kata si penasaran. " Bukan! Istiklomah artinya ikatan suami takut istri kalau di rumah."
Mendengar cerita itu semua peserta seminar tertawa terbahak-bahak. NS pun dengan kalem berkata : "Bapak-bapak ini memang Jalmo limpat, seprapat tamat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah kelahiran PWRI

  Home Artikel Berita Umum Berita PWRI Profile Organisasi PWRI HUT PWRI ke-60 SIGN IN Welcome! Log into your account your username your pass...